Kata “agape” dalam Yohanes 3:16 merujuk pada jenis kasih yang sangat dalam, tulus, dan tanpa syarat. Dalam konteks ayat tersebut, “agape” menggambarkan kasih Tuhan yang besar kepada dunia, di mana Dia mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan umat manusia. Kasih ini bukan kasih yang bersyarat atau berdasarkan apa yang dilakukan oleh orang yang dikasihi, melainkan kasih yang murni, memberi tanpa mengharapkan balasan.

Yohanes 3:16 berbunyi:

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Dalam ayat ini, kata “kasih” (dalam bahasa Yunani “agape”) menunjukkan suatu pengorbanan yang tidak egois, suatu kasih yang mendalam dan tanpa batas, yang tidak bergantung pada kelayakan orang yang dikasihi. Secara singkat, “agape” di Yohanes 3:16 mengandung makna kasih Tuhan yang sempurna, murni, dan penuh pengorbanan bagi keselamatan umat manusia.

Dalam Yohanes 3:16, kata “agape” (ἀγάπη) yang digunakan dalam teks Yunani memang memiliki makna yang dalam dan sangat khusus.

1. Makna Dasar Agape dalam Bahasa Yunani

Kata ἀγάπη (agape) dalam bahasa Yunani merujuk pada jenis kasih yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kasih lainnya, seperti eros (kasih romantis) atau philia (persahabatan). “Agape” adalah kasih yang tidak bersyarat, yaitu kasih yang memberi tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan pribadi. Ini adalah kasih yang bersifat unconditional (tanpa syarat) dan sacrificial (pengorbanan).

2. Penggunaan “Agape” dalam Yohanes 3:16

Dalam Yohanes 3:16, teks Yunani menggunakan kata ἀγάπη untuk menggambarkan kasih Allah yang sangat besar kepada dunia. Kasih ini bukanlah kasih yang muncul karena dunia atau umat manusia layak untuk dikasihi, tetapi kasih yang bersifat inisiatif dan murni dari Tuhan, yang memberi Anak-Nya yang tunggal sebagai jalan keselamatan bagi dunia.

Yohanes 3:16 mengatakan:

Ὅτι οὕτως ἠγάπησεν ὁ Θεὸς τὸν κόσμον, ὥστε τὸν Υἱὸν αὐτοῦ τὸν μονογενῆ δώσει, ἵνα πᾶς ὁ πιστεύων εἰς αὐτὸν μὴ ἀπόληται ἀλλὰ ἔχῃ ζωὴν αἰώνιον.”

Terjemahan bebasnya:

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Pemahaman Kontekstual: Kasih “agape” dalam Yohanes 3:16 tidak terikat pada kondisi manusia, tetapi lebih kepada inisiatif Tuhan yang menginginkan keselamatan bagi umat manusia. Ini adalah kasih yang merangkul, tidak memandang latar belakang atau kesalahan masa lalu, tetapi lebih pada panggilan untuk menerima keselamatan melalui Yesus Kristus.

Penerapan dalam Kehidupan: Kasih agape ini menuntut respons dari manusia, yaitu untuk percaya kepada Yesus Kristus. Dalam pengertian ini kita bisa menggali pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa artinya menerima kasih seperti ini dalam kehidupan sehari-hari? Bagaimana kasih ini seharusnya memengaruhi cara kita mencintai orang lain? Apakah kita bisa mengasihi tanpa syarat seperti ini dalam hubungan kita?

Refleksi Teologis: Dalam dimensi yang lebih dalam, kita bisa bertanya, “Mengapa Allah memilih untuk mengorbankan Anak-Nya bagi dunia yang tidak layak?” Hal ini menggali konsep kasih yang tak terbatas dan mengajak kita untuk merenungkan betapa besar kasih yang diberikan tanpa melihat kesalahan atau dosa umat manusia.

4. Pengaruh Agape dalam Kehidupan Kristiani

kita juga dapat merenungkan bagaimana kasih agape ini mempengaruhi pengikut Kristus. Apakah kasih seperti ini bisa diwujudkan dalam hidup kita? Konsep kasih ini menantang kita untuk mengasihi bukan hanya mereka yang mengasihi kita, tetapi juga mereka yang mungkin tidak layak untuk kita kasihi menurut standar manusiawi.

Kesimpulan

Dalam Yohanes 3:16, kata “agape” menggambarkan kasih yang besar dan tanpa syarat dari Allah kepada dunia. Dengan menggunakan pendekatan kritis ini, kita tidak hanya memahami makna kata tersebut secara linguistik, tetapi juga menggali lebih dalam implikasi teologis dan praktis dari kasih itu dalam kehidupan kita. Kasih ini mengajak kita untuk tidak hanya menerima kasih Allah, tetapi juga untuk mewujudkannya dalam cara kita mengasihi sesama.